BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi dan Pembelajaran
1.
Strategi
Strategi berasal dari
dari bahasa Yunani strategos, yang merupakan gabungan dari kata stratos
(militer) dengan ago (memimpin). Strategi merupakan usaha
untuk memperoleh kesuksesan dan keberha-
silan
dalam mencapai tujuan. Dalam
dunia pendidikan strategi
dapat
diartikan
sebagai
a plan, method,
or series
of activities
designed to
achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976)
Pada mulanya istilah
strategi banyak
digunakan
dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah
strategi banyak
digunakan dalam
ber-
bagai bidang kegiatan yang
bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberha- silan dalam mencapai tujuan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan
hasil baik dalam proses pembelajaran
juga akan menerapkan
suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik.
2.
Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful
Sagala,2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yangmenekankan pada
penyediaan sumber belajar.
Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Konsep
pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
B. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain
untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efek-
tif
dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembela- jaran yang
digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang
perlu di perhatikan oleh se- orang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak
ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c)
strategi
pengelolaan
pembelajaran.
1. Strategi Pengorganisas Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson
dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorga-
nisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang
mengacu pada ca-
ra untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada
metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
mengacu kepada metode
untuk mengorganisasi
isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau
prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana
memilih, menata urusan,
membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling
berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pa-
da penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi
mengacu pada keputusan untuk menata
dengan urutan tertentu
konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur
atau prinsip. Pembauatn rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara
melakukan tinjauan ulang
konsepnserta kaitan yang
sudah diajarkan.
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi
penyampaian
isi pembelajaran
merupkan komponen variabel metode
untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1)
menyampaikan isi pembelajaran kepada pebe-
lajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang
diperlukan pembelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen
variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar de-
ngan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyam-
paian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling
tidak, ada 3
(tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan
kemajuan belajar
siswa,
dan motivasi.
C. Komponen Strategi Pembelajaran
Komponen Strategi Pembelajaran Dick dan
Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu
kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta
didik, tes, dan kegiatan lanjutan.
a.
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan
pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat
peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan
yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Sebagaimana iklan yang berbunyi Kesan pertama begitu menggoda,
selanjutnya terserah Anda. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran melalui
contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan
apa manfaat memelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi
belajar peserta didik.
Persoalan
motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang belum
dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat penting bagi peserta didik yang
lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar
serta manfaatnya bagi mereka. Secara spesifik, kegiatan pembelajaran
pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut.
1)
Jelaskan tujuan
pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di
akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan menyadari
pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
memelajari pokok bahasan tersebut.
2)
Lakukan apersepsi,
berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang
eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengetahuan
yang akan dipelajari.
b. Penyampaian
Informasi
Penyampaian informasi seringkali
dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran,
padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi
pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau
dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian
informasi ini menjadi tidak berarti.
Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan dengan mulus
akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan
ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat ditangkap oleh peserta didik
dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi
adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
1)
Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang
tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal
yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang
sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit
dilakukan.
2)
Ruang lingkup
Materi yang disampaikan Besar kecilnya materi yang disampaikan
atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik
dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar
pada saat penentuan tujuan pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan tentang
fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan TPK yang berisi
muatan tentang suatu prosedur. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan
besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut
menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna
apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa
bagian-bagian kecil tadi.
3)
Materi yang akan
disampaikan Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi
pendapat, ide, saran, atau tanggapan) (Kemp, 1977).
c.
Partisipasi Peserta
Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta
didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan
istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) sering diterjemahkan dari SAL (student
active learning), yang maknanya adalah ikhwal proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung
dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey,
1978). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta
didik, yaitu sebagai berikut:
1) Latihan
dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang
suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
2) Umpan
Balik. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil
belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar
tersebut.
d.
Tes (Evaluasi)
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh
guru untuk mengetahui; (1) apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai
atau belum, dan (2) apakah penge-tahuan sikap dan keterampilan telah
benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di
akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses
pembelajaran dan penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes
juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
1) Di
akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan empat dari lima
ciri makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal
peserta didik dapat menyebutkan tiga dari lima ciri makhluk hidup atau tingkat
penguasaan berkisar 80%-85%.
2) Soal
tes objektif dengan empat pilihan terdiri atas duapuluh nomor, peserta didik
dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan
benar.
e. Kegiatan
Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah
follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak
dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes
dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di
atas rata-rata, hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat
penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, peserta didik seharusnya menerima
tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang
bervariasi tersebut.
Proses pembelajaran terdiri
dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan
berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.
1)
Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan
komponen jantung pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan
komponen yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam
tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat
dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
2)
Bahan
Pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran.
Dalam konteks tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses
pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai
proses penyampaian materi. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan
pelajaran, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran
pelengkap.
Penguasaan bahan pelajaran pokok adalah
bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan
profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah
bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar
dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran
pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar
dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.
3)
Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti
kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar
akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan
anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai
mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru
hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
4)
Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh
pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang
sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut
tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu
setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
5)
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu
alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan,
dan alat sebagai tujuan. Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan
alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan,
perintah, larangan, dll. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe,
papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan
sebagainya.
6)
Sumber
pelajaran
Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah
berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada
sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang
dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam
proses belajar mengajar.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan
komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja
berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi
juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen sistem pembelajaran. Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan
kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang
dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
D. Peran
Strategi Pembelajaran
Untuk itu
metode memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Peran metode dalam
pembelajaran diantaranya :
1. Sebagai
pedoman bagi guru dalam perencanaan pembelajaran
2. Sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Sebagai
salah satu cara agar pembelajaran berlangsung secara menyenangkan
4. Sebagai
salah satu cara agar dengan pemilihan metode yang tepat materi pembelajaran
dapat diterima oleh siswa dengan baik.
5. Sebagai bahan
untuk menilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan suatu metode atau
pemilihan sebuah metode pembelajaran
E.
Jenis strategi pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah
penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila
pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta
memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’
untuk dilakukan.
2) Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti
demonstrasi atau peragaan.
3) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
4) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana.
b. Kelemahan Metode Ceramah
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari
ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terja- dinya verbalisme.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang
baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah
seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
2.Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan
metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan.
a.
Kelebihan
Metode Demonstrasi
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran
yang dije- laskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa
tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan
memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
b.
Kekurangan
Metode Demonstrasi
1)
Metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menye- babkan metode ini tidak
efektif lagi.
2)
Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang mema- dai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.
3)
Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional.
4)
bih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3.Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi
bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
a.
Kelebihan
Metode Diskusi
1)
Metode
diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
2)
Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3)
Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di
samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang
lain.
b.
Kelemahan
Metode Diskusi
1)
Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara.
2)
Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)
Memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4)
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol.
c.
Jenis-jenis
Diskusi
1)
Diskusi
kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok
adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas
sebagai peserta diskusi.
2)
Diskusi
Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa
dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
3)
Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
4)
Diskusi
Panel
Diskusi
panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang
panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.
4.Metode Simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip, atau keterampilan tertentu.
a.
Kelebihan
Metode Simulasi
1)
Simulasi
dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
2)
Simulasi
dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3)
Simulasi
dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4)
Memperkaya
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai
situasi sosial yang problematis.
5)
Simulasi
dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
b.
Kelemahan
Metode Simulasi
1)
Pengalaman
yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
di lapangan.
2)
Pengelolaan
yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hi- buran, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)
Faktor
psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
c.
Jenis
Simulasi
1)
Sosiodrama
Sosiodrama
adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, permasa- lahan yang menyangkut hubungan
antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga
yang otoriter, dan lain sebagainya.
2)
Psikodrama
Psikodrama
adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Role Playing
3)
Role playing
Role playing adalah metode pembelajaran sebagai bagian
dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada
masa mendatang.
4)
Peer
Teaching
Peerteaching
merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon
guru.
5)
Simulasi
Game
Simulasi
game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
5.Metode Tugas dan Resitasi
Metode
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari
itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara
individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di
sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.
6.Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menja- wab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru.
7.Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi
kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai
satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil
(sub- sub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a.
Perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogin
dalam belajar.
b.
Perbedaan
minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang
sama.
c.
Pengelompokan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
8.Metode Problem Solving
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
9.Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Team
Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja
sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem
regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal
saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
metode Team Teaching.
a.
Harus
ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga betul-betul
jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team tersebut.
b.
Membagi
tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bim- bingan pada siswa
terarah dengan baik.
c.
Harus
dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang guru
anggota tim.
10. Metode Latihan
(Drill)
Metode
latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang
mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikri, maka hendak nya
guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
11.
Metode
Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti
tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti
kun- jungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
Langkah- langkah pokok dalam pelaksanaan metode karyawisata
a.
Perencanaan
Karyawisata
1)
Merumuskan
tujuan karyawisata.
2)
Menetapkan
objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3)
Menetapkan
lamanya karyawisata.
4)
Menyusun
rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
5)
Merencanakan
perlengkapan belajar yang harus disediakan.
b.
Pelaksanaan
Karyawisata
Fase ini
adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan
guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan
pada fase perencanaan di atas.
c.
Tindak
Lanjut
Pada akhir
karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, mengenai inti
masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.
12.
Strategi
Pembelajaran Ekspositori
a.
Pengertian
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi.
Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.
b.
Keunggulan
Strategi Ekspositori
1)
Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2)
Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
3)
Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
c.
Kelemahan
1)
Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2)
Strategi
ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
3)
Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.
4)
Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemam- puan bertutur (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5)
Oleh
karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah
(one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
13.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Strategi
pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
a.
Keunggulan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
1)
Startegi
ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2)
Startegi
ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3)
Startegi
ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4)
Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
b.
Keunggulan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
1)
Jika
strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)
Strategi
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3)
Kadang-kadang
dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4)
Selama
kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
14.
Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
a.
Pengertian
Strategi
Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da- pat diterapkan (ditransfer)
dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
b.
Langkah-langkah
CTL
1)
Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2)
Laksanakan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3)
Kembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4)
Ciptakan
masyarakat belajar.
5)
Hadirkan
model sebagai contoh pembelajaran.
6)
Lakukan
refleksi di akhir pertemuan.
7)
Lakukan
penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.